Seorang wanita mencoba sistem penggunaan internet untuk Pengumuman Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah di gedung KPK, Jakarta. Tempo/Zulkarnain |
TEMPO.CO, Jakarta - Tantangan besar dalam mengembangkan e-commerce di Indonesia adalah mengikis kekhawatiran masyarakat untuk bertransaksi secara online. Salah satu penyebabnya adalah penipuan bermodus jual-beli daring yang kerap terjadi.
Vice President of Marketing & Merchant Relations Multiply Andy Djiwandono berbagi tip supaya masyarakat bisa memanfaatkan layanan belanja online dengan aman dan nyaman. "Pertama adalah waspada terhadap harga yang tidak wajar, jauh di bawah harga normal," katanya di Jakarta, Kamis lalu.
Pengecualian terhadap murahnya harga suatu barang bisa diterima apabila si pembeli benar-benar mengenal penjual. “Penjual tersebut sangat bisa dipercaya,” ujar Andy.
Kedua, konsumen harus memperhatikan apakah penjual dapat dihubungi dengan mudah. Begitu pula soal reputasi si penjual yang bisa dilihat dari komentar pembeli sebelumnya.
Peringatan lainnya, Andy menambahkan, misalnya memastikan pilihan pembayaran yang memberi garansi keamanan, seperti adanya rekening bersama atau pembayaran langsung saat barang diterima (cash on delivery).
Dengan menggunakan rekening bersama, uang transaksi baru dapat diambil penjual jika barang telah diterima pembeli. "Harus lebih waspada dengan penggunaan rekening pribadi yang dipasang dalam situs, sementara kontak dengan penjual hanya bisa dilakukan via telepon," tuturnya.
RATNANING ASIH
0 komentar:
Posting Komentar